Untukmu gadis
Yang telah menggetarkan hati
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Yang menganugerahkan rasa ini, rasa yang selalu menggetarkan hati setiap insan
Rasa suka, rasa sayang, dan rasa cinta yang selalu menghiasi kehidupan manusia yang fana dan hampa, sehingga hidup ini terasa indah dan lebih bermakna.
“Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya. Tetapi adalah lebih menyakitkan bila mencintai tetapi tidak memiliki keberanian untuk menyatakannya”
Mungkin kalimat di atas lebih tepat untuk melukiskan perasaan hati yang kurasakan ini. “Entah kapan aku akan mempunyai keberanian untuk menyatakan ini ?” itulah sebuah kalimat yang sering terngiang dalam hati, sebuah kalimat yang selalu mengganggu perjalanan sejarah hidupku.
Keberanian adalah sebuah kata yang sangat menakutkan bagiku ketika aku tahu bahwa aku bukanlah lelaki pemberani untuk menyatakan bahwa aku berani dan pasti aku berani.
Aku bukanlah seorang bijaksana yang pandai bermain kata, aku juga bukan seorang pujangga yang pandai merangkai kata-kata, aku hanyalah seorang pecundang yang ingin mengungkapkan perasaan di dalam hati. Perasaan yang selama ini selalu menghantui dan membayangi kemana angin berembus membawaku pergi. Perasaan yang aku sendiri tidak tahu apa maksud dari semua ini.
Ketika ku coba bertanya kepada hatiku tentang arti perasaan ini, “wahai hati yang bijaksan,e
a apa arti dari perasaan ini ?” Hati ini hanya menjawab “tanyakan kepada dia !”, aku tidak mengerti dengan jawaban yang hati ini berikan kepadaku. Kutanyakan pertanyaan yang sama kepada diriku “apa arti dari perasaan ini ?”, namun diri ini memberikan jawaban yang sama “tanyakan kepada dia !” aku semakin bingung dengan jawaban yang diberikan diriku itu, dua kali aku bertanya, dua kali pula aku mendapatkan jawaban yang sama. Kepada siapa lagi aku bertanya tentang arti perasaan ini ?
“kau masih punya Yang Maha Memiliki, Yang Maha Menyayangi dan Mengasihi” kata diriku kepadaku. Tanpa banyak kata yang terucap lagi, aku tanyakan tentang perasaan ini kepada Dia Yang Maha Menyayangi dan Mengasihi, “wahai Tuhan Yang Maha Menyayangi dan Maha Mengasihi, apakah arti dari perasaan yang sedang aku rasakan ini ?”, namun apa yang aku dapatkan adalah jawaban yang sama seperti jawaban sebelumnya “tanyakan kepada dia !”. sudah tiga kali aku bertanya dan tiga jawaban yang sama aku dapatkan. Terus kepada siapa lagi aku bertanyat tentang arti dari perasaan ini, selain kepada kamu wahai gadis yang menggetarkan hati.
Aku sekarang tahu bahwa sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya. Tetapi adalah lebih menyakitkan bila mencintai tetapi tidak memiliki keberanian untuk menyatakannya.
Sekarang aku tahu bahwa aku seorang pecundang yang takut mengungkapkan perasaan dalam hati, tapi aku tidak mau untuk selamanya menjadi pecundang sejati, aku ingin menjadi seorang pemberani yang siap menghadapi kenyataan meskipun itu perih untuk dihadapi.
Aku tidak berani untuk terbang tinggi, karena aku belum mempunyai sayap yang kuat untuk membawaku terbang tinggi dan untuk kembali menapak di bumi.
Aku berharap kau sudi untuk memberikan bulu-bulu sayapmu kepadaku untuk memperbaiki sayapku yang telah rusak oleh badai jiwa yang selalu berkecamuk.
Karena hanya kaulah yang dapat meberikan jawaban perasaan ini.
Puji Tuhan Yang Maha Menyayangi dan Maha Mengasihi, yang telah menciptakan wanita dari tulang rusuk pria dan menjadikan mereka pasangan yang abadi hingga ajal menjemput mereka, karen izin-Nya pula akan dipertemukan kembali mereka di Surga yang penuh dengan cinta kasih yang abadi.
Dariku
Pecundang yang belajar menjadi berani
Yang telah menggetarkan hati
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Yang menganugerahkan rasa ini, rasa yang selalu menggetarkan hati setiap insan
Rasa suka, rasa sayang, dan rasa cinta yang selalu menghiasi kehidupan manusia yang fana dan hampa, sehingga hidup ini terasa indah dan lebih bermakna.
“Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya. Tetapi adalah lebih menyakitkan bila mencintai tetapi tidak memiliki keberanian untuk menyatakannya”
Mungkin kalimat di atas lebih tepat untuk melukiskan perasaan hati yang kurasakan ini. “Entah kapan aku akan mempunyai keberanian untuk menyatakan ini ?” itulah sebuah kalimat yang sering terngiang dalam hati, sebuah kalimat yang selalu mengganggu perjalanan sejarah hidupku.
Keberanian adalah sebuah kata yang sangat menakutkan bagiku ketika aku tahu bahwa aku bukanlah lelaki pemberani untuk menyatakan bahwa aku berani dan pasti aku berani.
Aku bukanlah seorang bijaksana yang pandai bermain kata, aku juga bukan seorang pujangga yang pandai merangkai kata-kata, aku hanyalah seorang pecundang yang ingin mengungkapkan perasaan di dalam hati. Perasaan yang selama ini selalu menghantui dan membayangi kemana angin berembus membawaku pergi. Perasaan yang aku sendiri tidak tahu apa maksud dari semua ini.
Ketika ku coba bertanya kepada hatiku tentang arti perasaan ini, “wahai hati yang bijaksan,e
a apa arti dari perasaan ini ?” Hati ini hanya menjawab “tanyakan kepada dia !”, aku tidak mengerti dengan jawaban yang hati ini berikan kepadaku. Kutanyakan pertanyaan yang sama kepada diriku “apa arti dari perasaan ini ?”, namun diri ini memberikan jawaban yang sama “tanyakan kepada dia !” aku semakin bingung dengan jawaban yang diberikan diriku itu, dua kali aku bertanya, dua kali pula aku mendapatkan jawaban yang sama. Kepada siapa lagi aku bertanya tentang arti perasaan ini ?
“kau masih punya Yang Maha Memiliki, Yang Maha Menyayangi dan Mengasihi” kata diriku kepadaku. Tanpa banyak kata yang terucap lagi, aku tanyakan tentang perasaan ini kepada Dia Yang Maha Menyayangi dan Mengasihi, “wahai Tuhan Yang Maha Menyayangi dan Maha Mengasihi, apakah arti dari perasaan yang sedang aku rasakan ini ?”, namun apa yang aku dapatkan adalah jawaban yang sama seperti jawaban sebelumnya “tanyakan kepada dia !”. sudah tiga kali aku bertanya dan tiga jawaban yang sama aku dapatkan. Terus kepada siapa lagi aku bertanyat tentang arti dari perasaan ini, selain kepada kamu wahai gadis yang menggetarkan hati.
Aku sekarang tahu bahwa sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya. Tetapi adalah lebih menyakitkan bila mencintai tetapi tidak memiliki keberanian untuk menyatakannya.
Sekarang aku tahu bahwa aku seorang pecundang yang takut mengungkapkan perasaan dalam hati, tapi aku tidak mau untuk selamanya menjadi pecundang sejati, aku ingin menjadi seorang pemberani yang siap menghadapi kenyataan meskipun itu perih untuk dihadapi.
Aku tidak berani untuk terbang tinggi, karena aku belum mempunyai sayap yang kuat untuk membawaku terbang tinggi dan untuk kembali menapak di bumi.
Aku berharap kau sudi untuk memberikan bulu-bulu sayapmu kepadaku untuk memperbaiki sayapku yang telah rusak oleh badai jiwa yang selalu berkecamuk.
Karena hanya kaulah yang dapat meberikan jawaban perasaan ini.
Puji Tuhan Yang Maha Menyayangi dan Maha Mengasihi, yang telah menciptakan wanita dari tulang rusuk pria dan menjadikan mereka pasangan yang abadi hingga ajal menjemput mereka, karen izin-Nya pula akan dipertemukan kembali mereka di Surga yang penuh dengan cinta kasih yang abadi.
Dariku
Pecundang yang belajar menjadi berani