Sebagai seorang anak yang tumbuh di tahun 90an, bukan di zaman milenia atau yang dikenal dengan anak “zaman now” aku sudah pasti tau banget kejayaan lagu-lagu anak-anak yang pada masa itu begitu familiar di telinga. Salah satu lagu yang sampai sekarang masih begitu akrab di telingaku adalah lagu Aku Cinta Rupiah yang dinyanyikan oleh Cindy Cenora, salah satu artis cilik pada zaman itu yang begitu imut dan menggemaskan dengan suara khasnya dan tingkahnya yang lucu. Apalagi saat krisis moneter menempa Indonesia, lagu ini jadi semakin booming, dimana Rupiah kala itu semakin melemah terhadap dolar Amerika dan harga-harga semakin melambung tinggi dan segalanya susah untuk didapatkan karena harga bahan pokok begitu melambung tinggi.
Uang ORI (sumber gambar) |
Belajar dari lagu Aku Cinta Rupiah yang pada waktu itu begitu familiar di telinga anak-anak dibandingkan dengan di telingan anak-anak “zaman now” yang mungkin tidak familiar dibandingkan lagu-lagu cinta yang bertebaran di radio dan televisi. Kita diajarkan untuk mencitai uang negara kita sendiri dan bangga untuk menggunakannya meskipun nilainya masih kalah jauh dibandingkan dengan dolar Amerika. Dari lagu itu kita juga diajarkan untuk selalu menggunakan uang Rupiah untuk membeli keperluan kita sehari hari, karena Rupiah merupakan satu-satunya alat pembayaran yang sah di negara Indonesia tercinta. Itu semua sudah diatur pemerintah dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang,bahwa Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI.
Uang emisi baru 2016 (sumber gambar) |
Mencintai Rupiah artinya kita harus tau bagaimana memanfaatkan dan mengunakan Rupiah yang ada pada kita, tidak boros dan menghambur-hamburkan uang kita adalah salah satu bentuk kecintaan kita terhadap Rupiah. Selain itu kita juga harus tahu sejarah uang Rupiah kita, bagaimana kita bisa mencintai kekasih kita kalau kita gak tau asal usul kekasih kita. Seperti itupun seharusnya kita dalam mencintai Rupiah, dimana dulu pada masa perjuangan para pahlawan dan pendahulu kita merebut kemerdekaan dari tangan penjajah begitu banyak uang yang beredar di Indonesia. Seperti yang penulis kutip dari situs kemenkeu.go.id, Uang yang beredar di Indonesia mulai dari uang pemerintah Hidia Belanda, uang Jepang serta mata uang De Javasche Bank, belum lagi saat sekutu yang tergabung dalam NICA (Netherlands Indies Civil Adminstration) kembali menyerang Indonesia pada awal kemerdekaan yang juga mengeluarkan uang NICA yang memicu inflasi yang mengakibatkan kekacauan ekonomi di Indonesia.
Akhirnya pemerintah Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1945 mengambil langkah untuk mengurangi pengaruh NICA di Indonesia dengan mengumumkan bahwa uang NICA tidak berlakudi wilayah Negara Kesatuan Republik Indoneisa. Untuk mengganti uang NICA maka pemerintah Indonesia mengelaurkan Oeang Republik Indonesia (ORI) dengan harapan bisa menekan politik NICA. Tidak hanya itu, uang Jepang dan uang De Javasche Bank juga dinyatakan tidak berlaku lagi di wilayan Indonesia, dan mulai saat itulah Indonesia memiliki mata uang sendiri yang disebut ORI. (sumber : kemenkeu.go.id).
Sejarah perkembangan uang Rupiah bisa kita saksikan di Museum Bank Indonesia Jakarta, di museum ini kita bisa mengetahui bagaimana perkembangan uang Rupiah yang sekarang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari.
Jangan sampai lusuh (sumber gambar) |
Kalau kita bicara mengenai cinta, maka banyak sekali hal yang berhubungan dengan mencintai itu sendiri. Mencintai artinya kita juga harus menjaga dan merawatnya, begitu juga dengan uang Rupiah kita. Kita harus memperlakukan uang Rupiah kita dengan baik, bahkan pemerintah juga sudah mengeluarkan Gerakan Cinta Rupiah melalui Bank Indonesia dimana salah satu cara kita merapat dan menjaga uang Rupiah kita adalah dengan mengeluarkan 5 Jangan, yaitu jangan melipat uang Rupiah kita, jangan mencoret-coret uang Rupiah kita, jangan meremasnya, jangan dibasahi, dan jangan distepler.
5 Jangan (sumber gambar) |
Insya Allah kalau kita kita tidak melipat uang kita maka uang kita tidak akan gampang sobek dan kita tidak perlu mestapler atau mensolasi uang Rupiah kita. Kalau kita tidak meremas-remas dan membasahi maka uang Rupiah kita juga tidak gampang lusuh dan bentuknya masih tetap terjaga dengan baik. Kita kadang juga menemukan uang Rupiah kita ada coretanya, kadang ada nomer telfon yang tertulis di lembaran uang itu, kadang juga gambar pahlawan yang ada di uang kertas dicoret-coret oleh orang yang tidak bertanggung jawab sehingga merusak keindahan uang kita. Padahal pemerintah sudah mendesign uang kita sedemikian rupa agar tidak mudah sobek, tidak gampang lusuh tapi kadang kita lupa akan hal itu dan justru membuat uang kita semakin lusuh dan rusak. Meskipun masih bisa digunakan, tapi ketika uang Rupiah kita jadi lusuh dan rusak ada beberapa tempat belanja yang tidak mau menerima uang kita dengan alasan sobek ataupun lusuh.
Simpa uang (sumber gambar) |
Berbeda sekali dengan uang dolar Amerika yang beredar di Indonesia yang begitu sangat dirawat dari kelusuhan atau sobek. Bahkan ada beberapa tempat penukaran uang ataupun bank yang tidak menerima uang dolar tersebut bila terlipat. Seharusnya kita juga memperlakukan uang Rupiah kita seperti itu, jangan biarkan uang negara kita sendiri yang justru semakin lusuh dan sobek dimana-mana. Kesadaran inilah yang ingin dibangun oleh pemerintah melalaui Gerakan Cinta Rupiah, dengan harapan kita sebagai masyarakat Indonesia semakin sadar dan mencintai uang Rupiah kita sendiri, sehingga uang Rupiah kita tidak lusuh dan sobek.
Oh iya, beberapa tahun lalu (2014) pemerintah juga menggalangkan gerakan non tunai, lalu apa si maksud dari gerakan non tunai itu, bukankan kita harus mencintai Rupiah, kenapa kok malah non tunai.
Non tunai (sumber gambar) |
Well, gerakan non tunai digalangkan oleh pemerintah untuk mengurai keteledoran kita dalam menggunakan uang Rupiah yang kadang secara sengaja ataupun tidak sering tersobek, terremas sehingga lusuh dan rusak. Nah, dengan gerakan non tunai ini pemerintah mempunya harapan untuk mengurangi keteledoran kita terhadap uang Rupiah kita. Di zaman now yang semakin maju ini juga kita banyak sekali melakukan transaksi keuangan non tunai, hitung saja dalam sebulan berapa kali kita menggesekan kartu kredit atau debit kita untuk belanja? Berapa kali kita belanja di online shop untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Saya yakin itu semua kita bayarkan dengan uang non tunai yang langsung kita transfer untuk melunasi pembayaran pembelian kita. Belum lagi sekarang jadi zaman ojek online, dimana kita juga diberikan fasilitas pembayaran non tunai, dan tidak hanya itu, sekarang hampir semua provider telekomunikasipun sudah menyediakan layanan pembayaran non tunai dari smartphone kita. Jadi sebenarnya dengan memanfaatkan gerakan non tunai ini kita juga mengimplementasikan kecintaan kita terhadap Rupiah, karena uang yang sobek dan lulus karena keteledoran kita jadi semakin terkurangi.
Nabung Saham (sumber gambar) |
Ternyata pemerintah sudah punya banyak cara agar kita semakin cinta dengan Rupiah ya, sekarang giliran kita untuk mengimplemtasikan kecintaan kita terhadap Rupiah. Mari kita rawat dan jaga Rupiah kita agar tetap bersih dan indah, mari kita cintai Rupiah kita dengan cara menyimpannya dengan benar. Bisa kok kita tabung uang kita di bank, selain itu kita juga menabung uang kita dengan cara membelikan saham seperti salah satu gerakan yang digalakan oleh pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia melalui gerakan Menabung Saham. Betewe saya sendiri sudah nabung saham, dan itu merupakan salah satu implementasi kecintaan saya terhadap Rupiah, karena ketika kita beli saham maka uang yang saya gunakan adalah uang Rupiah, bukan uang yang lain. Selain itu kita juga ikut menjaga kestabilan ekonomi bangsa ini loh, karena semakin banyak dari kita yang memiliki saham perusahan-perusahaan besar dibandingkan pihak luar yang memiliki saham di perusahan Indonesia, maka kita tidak perlu takut ketika suatu saat pihak asing menarik dana mereka dari BEI, sehingga itu tidak akan terlalu berpengaruh terhadap perkonomian Indonesia.
So, sudahkan kamu mencintai Rupiah dengan benar ? aku yakin pasti sudah, karena mencintai dan menggunakan Rupiah sebagai alat pembayaran adalah salah satu jiwa nasionalisme kita terhadap bangsa ini. Kita semua mencintai negera ini, kita juga mencintai Rupiah yang dimiliki oleh negara ini, jadi marilah kita jaga, kita rawat Rupiah kita dengan sepenuh hati agar tidak sobek dan lusuh.