Monday, January 13, 2020

Akupun Tidak Menyangka

Siapa yang bakal nyangka kalau aku bakal dapat jodoh orang yang jauh. Padahal ketika aku jomblo aku berusaha mencari jodoh di Pekalongan dan sekitarnya saja namun tidak satupun cewek yang tertarik dengan aku. Berkali-kali berusaha mendekati cewek yang ada hanyalah bertepuk sebelah tangan, alias gak ada bunyinya. 

Gak cuma satu kali ato dua kali aku berusaha mendekati dan berusaha serius dengan cewek yang berdomisili di Pekalongan, namun tidak ada satupun yang kecantol dengan aku. 

Itulah jodoh, seberapa kerasnya kita berusaha mencari kalau yang namanya tidak jodoh maka tidak akan ada perasaan sedikitpun. 

Namun saat aku berusaha mendekati cewek yang berasal dari kota nan jauh di Jawa Timur, dia langsung ada respon dengan usahaku itu. Maka akupun tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang datang ini. Namun dengan resiko jodohku adalah orang yang sangat jauh dari tempat kelahiranku. Butuh waktu 11 jam naik kereta api dan 8-9 jam dengan menggunakan kendaraan melewati jalan toll. 

Tapi, bukan itu yang ingin aku bagikan di tulisan ini, bukan soal bagaimana ceritanya aku hingga mendapatkan jodoh cewek asal Malang (Jawa Timur). Aku ingin cerita sedikit apa yang baru aku sadari ketika aku sudah menikah tentang hakekat jodoh itu seperti apa. 

Dulu waktu pertama kali kenal dengan Hany, aku merasa banyak hal yang sama antara dia dan aku. Mulai dari karakter kita berdua yang tidak jauh beda, kesukaan yang juga hampir sama dan punya keinginan untuk menikah segera itu juga ada diantara kita berdua. 

Sebelum menikah aku tidak penah berpikir bahwa Hany yang lulusan sarjana Pendidikan Bahasa Inggris itu melengkapi apa yang dulu aku ingin raih namun aku tidak bisa raih. 

Jadi dulu ketika lulus dari Pesantren dan ingin masuk perguruan tinggi, waktu itu aku mendaftar SMPTN (Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang notabene jalur masuk ke perguruan tinggi waktu itu dengan cara mengikuti seleksi tertulis. Aku memilih untuk masuk ke jurusan Sastra Inggris yang ada di UNNES sebagai pilihan pertama, sedangkan untuk pelihan kedua aku memilih Teknologi Pendidikan, sebuah jurusan yang aku masih asing mendengarnya. Aku memilih pilihan kedua itu karena ada kata-kata Teknologi Pendidikan, mungkin saja itu sejenis dengan Sistem Informatika ataupun Menejemen Informatika. Aku tidak hanya mendaftar di UNNES saja, sebagai cadangan aku memilih mendaftar pula di perguruan tinggi swasta yaitu IKIP PGRI Semarang di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. 
Pengumuman IKIP PGRI ternyata lebih dulu satu hari dari pada UNNES yaitu hari kamis waktu itu. Aku beli koran yang menayangkan pengumuman dari IKIP PGRI, dari hasil yang aku lihat di koran itu aku dinyatakan lolos. Aku senang, tapi aku bilang ke Bapak, kalau UNNES ada yang lolos maka aku lebih baik ngambil di UNNES saja karena biayanya lebih murah. Hari jumatnya aku lihat namaku juga di deretan yang lolos SMPTN UNNES dan aku diterima di jurusan Teknologi Pendidikan. Akhirnya aku tidak jadi mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di IKIP PGRI karena aku diterima di Universitas Negeri (Semarang) yang negeri dan lebih murah biaya kuliahnya. 

Nah, kemarin aku baru sadar bahwa ternyata Allah memberikan jodoh Hany yang lulusan Pendidikan Bahasa Inggris kepadaku karena aku dulu tidak jadi masuk ke Pendidikan Bahasa Inggris ataupun Sastra Inggris, sedangkan semenjak di Pesantren aku sudah suka dengan pelajaran Bahasa Inggris. Bahkan nilai UN-ku ketika di Pesantren yang paling tinggi adalah bahasa Inggris, bukan bahasa Indonesia atapun Ekonomi. 

Ternyata Allah, memberikan jodoh Hany untuk melengkapi kehidupan dan keinginanku dulu yang tidak jadi terealisasikan. Allah menciptkan jodoh untuk saling melengkapi seperti yang dikatakan di banyak ceramah atapun senitron bahwa wanita yang jadi jodoh kita adalah tulang rusuk kita yang Allah pisahkan dari kita kemudia Allah satukan lagi dengan kita dalam mahligai pernikahan. 

Sungguh indah keAgungan dan kuasa Allah atas makhluknya, mungkin dulu awal sebelum nikah aku hanya berpikir bahwa banyak hal yang sama antara aku dan Hany, namun sekarang tidak hanya itu. Ternyata Allah menciptakan Hany untukku dan aku untuknya adalah untuk saling melengkapi. Luar biasa.

0 Comments:

Post a Comment