Kuliah tujuh menit pas sholat taraweh hari ini bener-bener memberikan aku semangat lagi untuk tetap belajar dan berusaha. Entah dari mana itu asalnya kok pas sekali dengan apa yang sedang aku alami akhir-akhir ini. Kultumnya soal kesuhungguhan usaha, yang mana contoh dalam kultum yang dibicarakan adalah dalam proses penyelesaian skripsi. Dalam kultum itu penceramah menceritakan bahwa beliau menemukan selebaran iklan tentang jasa pembuatan skripsi, tesis, dan disertasi yang dikerjakan oleh ahli yang berasal dari univesitas terkemuka. Kemudian penceramah menjelaskan bahwa mulia sekali mahsiswa yang menyelesaikan skripsi dengan kerja kerjas sendiri tanpa harus menjasakan kepada pihak lain dalam proses penyelesaiannya dengan imbalan mambayar sejumlah uang sebagai tanda kesepakatan. Meskipun sebenernya mahasiswa (termasuk aku juga) bisa saja menjasakan skripsi saya kepada orang lain agar cepet selesai dan aku tidak perlu susah-susah mondar-mandir mencari bahan untuk aku tulis dan akupun tidak perlu sibuk mikir berat karena semua telah diurus oleh penyedia jasa skripsi itu. Meskipun bila aku menjasakan skripsiku tidak ada orang lain yang tahu kecuali aku dan orang yang memberikan jasanya itu, toh dosen pembimbing tidak tahu, dosen penguji pun tidak tahu kalau aku bisa memjawab semua pertanyaan yang diajukan dalam ujian kelak. Tapi itu semua bukanlah sebuah tindakan yang baik untuk dilakukan. Seperti halnya kasus skripsi yang dijasakan itu, puasapun seperti itu, kita bisa saja makan atau minum ketika waktunya kita berpuasa, toh gak ada yang tahu karena kita minum dan makannya ngumpet entah di bawah kolom tempat tidur atau dibelakang pohon. Semua orang tidak tahu kecuali Tuhan, karena pada hakekatnya Tuhan itu bukanlah manusia atau makhluk dan Tuhan juga Maha Mengetahui. Kemudian dimisalkan oleh penceramah kalau-kalau kelak kita sukses dan berusaha mencalonkan menjadi bupati dan menang. Kita tinggal menunggu pelantikan saja, tetapi tiba-tiba kita dikejutkan kalau ada pihak lawan kita yang mengetahui bahwa dulu kita menyelesaikan skripsi dengan menggunakan jasa pembuatan skripsi, maka ketika itu pula kita menjadi gagal untuk dilantik menjadi bupati karena kalau gak salah satu persyaratan menjadi bupati harus berpendidikan tinggi ditunjukkan dengan ijazah. Dan karena publik telah tahun bahwa ijazah yang kita dapatkan adalah dari hasil skripsi yang dijasakan kepada orang lain, maka di negara kita itu disebut ilegal dan tidak boleh, alias itu melanggar hukum yang berlaku. Begitulah kata penceramah kuliah tujuh menit sholat taraweh hari ini. Dilain pihak Allah juga pasti tahu mana hambaNYA yang berusaha dengan sungguh-sungguh dan mana hambaNYA yang menggunakan jasa orang lain untuk menyelesaikan skripsi, dan pastinya Allah akan memberikan berkah dari usaha yang telah kita lakukan dengan sendiri untuk menyelesaikan skripsi kita. Meskipun skripsi itu dikenal sebagi momok seorang mahasiswa, meskipun skripsi itu menjadikan mahasiswa kadang merasa tertekan (seperti aku), karena ketika mahasiswa menyelesaikan skripsi ada-ada saja rintangan yang akan berusaha melunturkan niat dan semangat kita dalam menyelesaikan skripsi itu, ini nyata loh pengalaman pribadi, entah udah berapa kali aku merasa down dalam menyelesaikan skripsi karena ada-ada saja hambatan yang merintangin niat dan semangatku dalam menyelesaikan, mulai dari harus ganti judul, ngulang lagi dari awal, komputer minta diinstal ulang, RAM komputer mati, gak punya duit untuk membeli RAM lagi, hingga susahnya komunikasi dengan dosen pembimbing ditambah lagi rasa malas yang tidak pernah mau pergi serta godaan setan untuk maen game ketika aku lagi mulai ngetik. Yah, itulah fenomena yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari kita, tadi sore pas sebelum bukan ustad Solmed juga menasehati melalui kultum sebelum buka di tipi bahwa kita harus sabar, termasuk di dalamnya sabar dalam mencari ilmu. Skripsi juga salah satu rangkaian kita mencari ilmu, maka aku, dan kita semua harus sabar menghadapinya. Aku punya cara agar kita tidak merasa tertekan, yaitu dengan cara yang simpel banget, cukup kita rasakan apa yang sedang kita rasakan, maksudnya nikmati saja dan jangan mengeluh, itu yang aku lakukan ketika mulai mumet dengan skripsi, mulai malaz, mulai tidak konsen, aku cuman diam saja jangan lanjutin berfikir atau ngetik skrispi kita dan ambil nafas dalam-dalam kemudian hembuskan keluar melalu hidung, serta rasakan keluar masuknya udara yang melalui hidup itu dengan sambil merasakan/membayangkan perasaan kita yang sedang kita alami. Tips ini sangat mempan terhadapku, tapi entahlah kalau kepada kawan-kawan semua, tapi setidaknya perlu dicoba, cukup nikmati apapun yang sedang terjadi, sedih, duka, senang, bahagia. Nikmati itu semua tanpa ada rasa mengeluh, atau menyesal because life is simple, just decide and don’t regret it !
0 Comments:
Post a Comment