Tuesday, December 27, 2011

Antar Mulut dan Perut

Terjadi ketidak singkoronan antara mulut dengan perut. Mulut ini tidka bisa berhenti untuk memakan semua makan yang ada dan belum ada, sedangkan si perut masih merasakan kekenyangan. Disinilah terjadi cerita terjadi, diskusi antara si mulut dengan si perut. Meskipun pada hakekatnya si perut tidak pernah memiliki mulut untuk digunakan berbicara. diKarenakan si perut tidak pernah memiliki mulut untuk berbicara dan ketidak mampuan perut untuk mengontrol mulut yang terus berusaha menyiksa dirinya dengan masuknya makanan yang bermacam-macam ke dalam dirinya. Karena si perut tidak memiliki mulut untuk berbicara dengan si mulut, maka si perut akhirnya meminta tolong kepada di otak untuk membantunya menjembatani pembicaraan antara dirinya dengan si mulut.

Tapi,............ STOP!
Nanti dulu !................... bukannya si perut tidak memiliki mulut untuk berbicara denan si otak, dan begitu pula si otak juga tidak pernah memiliki mulut untuk berbicara dengan si perut ?
Terus bagaimana keduanya berbicara ? 
Gambar 1. Mulut dan isinya

Disinilah sebuah kehebatan Tuhan ditunjukkan oleh si perut kepada kita sebagai manusia. 

Si perut berkata,  
"Otak itu memang tidak pernah memiliki mulut untuk berbicara dengan diriku, ataupun kepada si mulut. Tapi otak memiliki kemampuan untuk berfikir, tapi kemampuan otak bukan hanya soal berfikir. Otak mampu dan bisa mengontrol semua saudara-saudaranya sesama anggota/organ tubuh manusia."
Gambar 2. Perut Yang Over Capacity

Maka, disinilah yang menjadi pertimbangan si perut untuk meminta tolong kepada si otak agar mau membantu dirinya berbicara, atau mungkin lebih tepatnya berkomunikasi dengan si mulut persoalan dirinya (perut) dengan si mulut yang tidak pernah mau berhenti untuk mengunyah makanan dan memasukkannya ke dalam dirinya. 

Pada akhirnya kira-kira siapakah yang harus mengalah ? si mulutkah, atau si perutkah ? 
Silahkan tuliskan jawaban anda di kotak komentar di bawah sini....he.he.he.he.
Gambar 3. Antar mulut dan Perut

0 Comments:

Post a Comment