Sepak bola di Indonesia sekarang menjadi hal yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat, buktinya beberapa kali Indonesia berlaga di pentas internasional seperti AFS akhir tahun lalu yang pada akhirnya Indonesia kalah di final dari Malaysia, kemudia yang baru beberapa hari lalu berlalu adalah final sepak bola Sea Games ke-26 di Jakarta dan Palembang dengan kekalahan yang ditelah oleh Indonesia setelah melakukan babak perpanjangan waktu kemudian dilanjutkan dengan adu pinalti. Lihat saja setiap tim Garuda bermain melawan negara lain selalu saja suporter Indonesia selalu setia mengiringi Garuda berlaga. Membludaknya penonton yang antusias ketika Indonesia berlaga merupakan sebuah kebanggan dan motivasi tersediri bagi para pemain yang sedang berlaga. Bahkan suporter Indonesia sampai rela mempertaruhkan nyawa mereka demi untuk mendukung tim Garuda berlaga. Bukan hanya satu atau dua kali kejadian tewasnya suporter Indonesia ketika Indonesia berlaga, tapi ini adalah kejadian yang telah terjadi untuk beberapa kalinya.
Hal ini sangat bertentangan dengan apa yang tengah terjadi di Liga yang dilombakan di Indonesia. Ada dua penguasa liga, yaitu ISL (Liga Super Indonesia) dan LPI (Liga Primer Indonesia) yang hingga pertengahan tahun ini kedua liga ini selalu berseturu memperebutkan kekuasaan liga di Indonesia. Bahkan fenomena keduanya pun masih berlangsung hingga sekarang ketika PSSI yang baru telah terbentuk dan memiliki kekuasaannya. Yang selalu menjadi pertanyaan buatku adalah, kenapa mereka selalu berselisih paham dan memperebutkan kedudukan? Iya memang sepak bola itu adalah permainan dimana 20 orang saling memperebutkan satu bola untuk dimasukkan ke gawang lawan sedangkan 2 orang lain adalah kiper yang berusaha saling menghalau bola agar tidak masuk ke dalam gawangnya. Tapi apakah seperti itu pula yang terjadi dengan liga di Indonesia ? Kami sebagai penonton dan pecinta sepak bola Indonesia tidak membutuhkan siapa yang nanti akan diberikan kekuasaan untuk menjalankan liga di Indonesia. Kami hanya ingin sepak bola di Indonesia kembali jaya. Lawan Malaysia saja kalau kok berani-beraninya berebut kekuasaan liga di Indonesia. Memang ada wacana atau kenyataan yang telah terjadi yaitu peleburan kedua liga tersebut, tapi nyatanya masih aja ada klub yang tidak sudi bertending di salah satu klub dan lebih memilih bertanding di liga yang satunya. Apakah memang seperti itu mental mereka ? kenapa gak kedua liga dipertandingkan ? nah, nanti dari kedua liga siapa yang menempati klasmen teratas mungkin 4 atau dua pimpinan klasmen teratas dari masing-masing liga dipertemukan dalam aja yang bisa disebut perebutan posisi puncak sepak bola Indonesia.
Jadi misal 2 klub pimpinan teratas dari ISL dan 2 klub dari pimpinan klasmen teratas LPI. ke-empatny dipertandingkan untuk memperebutkan posisi puncak sepak bola Indonesia yang nanti berhak untuk maju ke Liga Champion Asia. Adil kan ? tidak ada salah satu liga yang tidak bertanding atau tidak memiliki hak untuk berlaga, dan juga tidak ada lembaga (PT) penyelenggaran perlombaan liga yang dirugikan, karena kedua liga sama-sama bertanding/bermain di masing-masing liga, dan ingat posisi kedua liga sejajar, jadi gak ada yang namanya liga utama dan liga kedua atau liga B di Indonesia. Inget semua liga itu sama dan sejajar di Indonesia.
Gitu aja kok repot "kata gus Dur"
SALAM SEPAK BOLA INDONESIA
JAYA SELALU SEPAK BOLA INDONESIA
WE LOVE TIM GARUDA !!!
0 Comments:
Post a Comment