Ngomong-ngomong soal mencari ilmu, kalau dalam bahasa arab tholabul ilmi merupakan serangkaian kegiatan yang mengalami banyak proses. Dari kecil ketika kita baru lahir pun sebenernya kita semua sudah mulai mencari ilmu melalui belajar dari sekitar, tentunya dari orang tua kita sendiri dan keluarga yang membesarkan kita. Nah, kali ini aku pengen nulis soal bagaimana sih sebenernya cara kita mendapatkan ilmu.
Menurut cara kita mendapatkan ilmu itu cuman melalui dua cara, yaitu dengan mencari melalui perantara orang lain atau bisa disebut juga dengan berguru kepada orang lain, baik itu melalui sekolah, padepokan ataupun banyak tempat lain dimana kita mendapatkan ilmu. Dan yang kedua adalah dengan cara mengamalkannya kepada orang lain, iya dengan cara mengamalkan kepada orang lain ilmu yang kita miliki itu bukan tidak berkurang, tapi justru malah bertambah dan semakin bertambah seperti kata-kata bijak “al-imu bila amalin ka sajarin bila samarin” yang artinya ilmu itu kalau tidak diamalkan sama saja seperti pohon yang tak berbuah.
Sekarang kita bicara soal cara pertama, yaitu mendapatkan ilmu dengan berguru atau melalui perantara orang lain. Ada sebuah kata-kata keren yang sudah lama aku tau yaitu “carilah ilmu sampe ke negeri cina” itu merupakan perumpamaan yang diucapkan orang-orang terdahulu bagaimana seharusnya kita mencari ilmu. Dan kali ini aku pengen mengartikannya dengan artian versi saya. Menurutku maksud dari kata-kata itu adalah kita bisa mencari ilmu dimanapun, dan kalau bisa kita harus mencari ilmu itu dari orang lain, dari negara lain, dari pihak lain dan bukan cuman mencari ilmu yang ada di sekitar kita. Karena pada hakekatanya seberapa luas dunia dan alam semesta ini maka disitulah ilmu itu berada. Dan mungkin pada waktu itu (ketika kata-kata itu terucapkan), mungkin orang pada jaman dulu percaya bahwa peradaban yang paling maju adalah di cina, sehingga orang-orang dulu bisa mengucapkan “carilah ilmu hingga ke negeri cina” . Oh ya, apakah ketika kita lahir kita sudah tau banyak hal tentang hidup (ilmu kehidupan)? Tentu saja itu belum karena pada dasarnya kita tidak tahu apa-apa tentang banyak hal di sekitar kita. Sehingga kita harus belajar banyak hal dengan cara mencari ilmu itu melalui orang lain, baik itu dari orang tua yang membesarkan kita, guru kita di sekolah dasar hingga perguruan tinggi, ustad atau kiyai yang mengajari kita ngaji, masyarakat sekitar yang mengajarkan norma-norma kehdiupan dalam lingkungan, dan mungkin dari tumbuh-tumbuhan atau bahkan dari hewan kita bisa belajar. Iya dari hewan dan tumbuh-tumbuhan, kok bisa dari tumbuhan dan hewan ? manusia itu adalah makhluk yang paling sempurna dalam penciptaannya, karena manusia memiliki segalanya, baik itu otak untuk berfiki dan juga hawa nafsu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan adanya hawa nafsu dalam diri manusia maka manusia dilengkapi oleh Tuhan dengan akal pikiran untuk mengimbangi hidupnya. Dengan hawa nafsu kita bisa menikmati indahnya hidup, makan, minum, harta, wanita dan masih banyak hal lain yang melibatkan nafsu manusia. Oh iya, jangan pernah menganggap nafsu itu sebagai hal buruk, karena kalau kita tidak memiliki nafsu mana mungkin kita bisa merasa kenyang setelah makan, puas dengan kesuksesan dan harta yang telah kita raih. Nah, untuk itu pada dasarnya nafsu itu adalah hal baik yang harus kita tempatkan pada tempatnya. Kalau lapar maka harus makan, dan untuk mendapatkan makanan kita harus berusaha memasak atau membeli makanan itu untuk memenuhi kelaparan kita. Serta sebelum itu, kalaupun kita beli harus memiliki uang, dan kalaupun harus memasak maka kita harus memiliki kemampuan untuk memasak, dan kemampuan untuk memasak ataupun mendapatkan uang untuk membeli makanan maka kita harus berusaha, baik itu bekerja ataupun mempekerjakan orang lain agar mendapatkan uang, dan itu semua membutuhkan ilmu, baik ilmu tentang memasak, bekerja ataupun ilmu tentang mepekerjakan orang lain (menajemen). Dan semua ilmu itu bisa ktia dapatkan dari orang lain yang lebih memiliki kemampuan tentang ilmu memasak dan ilmu memenejemen orang lain. So belajaralah dari orang lain tentang banyak hal, hal apaun itu bisa kita dapatkan dari orang lain disekitar kita, yang penting kita memiliki kemauan untuk mendapatkan ilmu itu, maka bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkannya.
Nah, cara yang kedua adalah dengan cara mengamalkannya, seperti kataku sebelumnya yaitu kalau kita mengalamalkan ilmu kita maka ilmu kita akan semakin bertambah. Kok bisa bertambah, iya tentu bertambah, karena ketika kita mengamalkan ilmu yang kita miliki maka kita juga pada hakekatnya adalah sedang belajar atau sedang mendapatkan ilmu lain. Ilmu yang kita miliki bisa bertambah karena kita pada hakekatnya adalah sedang belajar dan proses belajar itu adalah salah satu cara manusia mendapatkan ilmu yang paling baik. Dan dengan mengamalkan ilmu itu kita belajar banyak hal yang belum kita ketahui, dan waktu ketika kita mengamalkan mungkin dengan mengajarkan kepada orang lain terus ada pertanyaan dan kita tidak bisa menjawab ataupun kita sudah tau jawabanya tapi lupa pasti otak kita dipaksa untuk berfikir kembali apa sih jawaban dari pertanyaan itu, nah disini otak berfikir dan proses berfikir ulang ini juga mengakibatkan kita menjadi ingat kembali ilmu yang pernah kita miliki tapi tertimbun dalam di dalam ingatan kita. Dan kalaupun kita tidak tau jawabannya terus kita bisa mencari tahu kepada orang lain ataupun membacar buku yang bersangkutan, maka itu juga merupakan proses bagaimana manusia mendapatkan ilmu.
Oh ya, mungkni tadi di atas aku mengungkapkan bahwa kita juga bisa belajar dari hewan ataupun tumbuhan. Iya tentu saja bisa, hewan dan tumbuhan itu memiliki insting alami yang sangat peka terhadap alam sekitar, dan karena manusia memiliki akal pikiran maka kita bisa menggunakan hewan dan tumbuhan untuk membantu kita mengerti tentang alam sekitar kita baik itu tumbuhan maupun dengan hewan di sekitar kita. Kalau kita melihat ilmu biologi disitu terdapat pengetahuan dan ilmu tentang hewan dan tumbuhan, nah karena manusia memiliki otak untuk berfikir maka manusia berusaha memahami tentang alam semesta dari hewan dan tumbuhan,bahkan manusia mempelajari atau mendapatkan ilmu itu dari bagian terkecil dari tumbuhan dan hewan itu. Jadi sebenernya ilmu itu ada dimana-mana tinggal kita sendiri yang harus lebih peka terhadap ilmu itu, dan menurut penelitian, orang sehebat mbah Einsten saja hanya masih menggunakan sedikit sekali atau bahkan belum ada seperempat dari kemampuan otak manusia, sekarang coba bayangkan apa jadinya kalau manusia menggunakan setengah atau bahkan seluruh kemampuan otaknya. Bisa-bisa mungkin akan terjadi hal-hal yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya,mungkin manusia akan saling memangsa dan saling menguasai satu dengan yang lainnya. Atau justru kebalikkannya manusia dan alam semesta ini akan menjadi milik manusia seutuhnya, mungkin inilah yang namanya rahasia Tuhan, Tuhan memiliki kehendak dan tujuannya kenapa manusia hanya masih menggunakan kemampuan sedikit saja dari keseluruhan kemampuan manusia. Tapi aku yakin manusia bisa memaksimalkan kemampuannya demi kemaslahatan alam semesta.
Dan ngeblog itu juga salah satu dari banyak cara kita mencari ilmu dan mengamalkannya kepada orang lain. Hidup Blogger !!!
0 Comments:
Post a Comment