Friday, October 14, 2011

MALAM PERTAMA


Setiap manusia yang menikah pasti menginginkan kehidupan pernikahan yang indah, aplagi malam pertama. Namun nyatanya itu semua tidak untuk aku yang baru saja menikah beberapa jam yang lalu. Malam pertama yang aku bayangkan akan menjadi malam yang paling indah bagiku dan istriku ternyata berubah menjadi sebuah perasaan yang campur aduk.


Mungkin begitulah perasaan dari orang yang ada dalam cerita di buku yang aku baca yang kalau gak salah judulnya “malam pertama”, dibuku itu dikisahkan seorang wanita yang dipaksa menikah dengan seorang lelaki yang tidak ia cintai, tapi sayang aku lupa kenapa sampai si wanita dipaksa menikah dengan si lelaki itu, yang pasti seingatku karena si wanita tidak mau mengecewakan ibu semata wayangnya, karena sang ayah telah meninggal. Wanita itu akhirnya menikah dengan lelaki pilihan ibunya, setelah melewati waktu ijab kobul dan resepsi pernikahan, sudah sewajarnya sepasang suami istri menikmati malam itu sebagai malam pertama yang diidamkan oleh banyak wanita dan pria selama hidupnya. 



Ketika malam mulai larut dan kedua insan itu disatukan dalam ikatan suami istri yang telah sah, meskipun pada dasarnya si wanita tidak mencintai pria itu. Akhirnya si wanita hanya dia dan temenung merenungi nasib yang telah menimpanya itu. Ternyata sang pria yang baru bebarapa jam menjadi suaminya itu merasakan ada yang aneh pada diri istrinya itu, akhirnya sang suami bertanya

“kenapa kok sepertinya kamu tidak bahagia setelah pernikahan kita ? apakah ada hal yang membuat kamu sedih?”



Namun wanita itu masih saja diam seribu bahasa tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan mulailah menetes air mata sang wanita di  pipinya yang masih terbungkus dengan bedak dan make-up sehingga terlihat luntur oleh air mata itu. Karena si wanita masih diam seribu bahasa tanpa kata, maka sang suamin bertanya lagi,

“apakah kamu tidak bahagia dengan pernikahan kita ?”

Begitulah sang suamin dengan penuh perhatian terus bertanya dengan nada lemah lembut, sehingga akhirnya sang wanita pun berakata,

“setiap wanita pasti akan menangis dan sedih pada hari pernikahanya, itu karena ia akan berpisah dengan ibu yang telah membesarkannya, dan begitu pula dengan diriku”

Tapi tampaknya sang suami merasa bahwa apa yang dikatakan istrinya itu bukan yang sebenarnya, maka bertanyalah sang suami kepada istrinya lagi,

“apakah kamu mengatakan hal yang sejujurnya kamu rasakan?”

“apakah kamu tidak senang menikah denganku?, kalau memang iya aku bisa menceraikan kamu esok” ungkap sang suami dengan penuh perhatian dan lemah lembut.

Memang pada kenyataanya sang istri yang baru dinikahi oleh si pria tidak memiliki rasa cinta dan kasih sama sekali kepada sang pria pilihan ibunya itu, karena hati sang wanita telah tertambah lama di lubuk seorang pria lain yang telah ia kenal dari dulu sebelum sang ibu mengenalkan sang pria pilihan itu. Namun karena hati seorang anak, apalagi anak wanita seperti dia tidak akan rela bila harus menolak keinginan sang orang tua apalagi ia adalah ibu yang telah membesarkan dirinya, seorang ibu yang ditinggal pergi suaminya untuk selamanya, sehingga dengan sangat berat hati wanita itu harus menuruti apa yang menjadi keinginan terkhir ibunya sebelum sang anak pergi untuk hidup dengan orang lain (suaminya).

Akhirnya sang istri menceritakan apa yang menjadi permasalahan kenapa dia merasa tidak bahagia di malam pertamanya itu, itupun karena sang wanita tidak tega melihat pria yang baik itu terus bertanya tentang apa yang sedang sang wanita rasakan. Akhirnya sang wanita berkata,

“aku akan cerita apa yang membuat aku kelihatan tidak bahagia mala mini, tapi kamu harus berjanji untuk tidak menceritakan ini kepada ibuku, karena aku tak mau ibuku mengetahui apa yang aku rasakan?”

Sang suamin pun menjawab,

“insya Allah, aku berjanji akan menjaga rahasia ini asalkan itu tidak melanggar aturan agama”

Sang istripun mulai menampakan sediki senyum di wajahnya meskipun pipinya masih berlinang air mata, dan sang wanita berkata,

“aku harap kamu tidak marah dengan apa yang akan kamu dengar dariku malam ini, malam yang seharusnya menjadi malam paling indah bagimu”

Sang suami pun berkata,



“akupun berfikir demikian, tapi mungkin malam ini akan menjadi malam yang indah bila tidak ada hati yang sedih, dan aku tidak tega harus melihat kesedihan yang tengah kamu rasakan sekarang”

Sang istri berkata,

“baiklah, aku akan berkata jujur kepadamu, meskipun aku tidak yakin kamu tidak akan kecewa dan marah kepadaku”

“aku akan lebih bahagia apabila wanita yang menjadi istriku tidak bersedih dan terbebani pikirannya oleh hal lain selain masalah rumah tangga”

Akhirnya setelah mendengarkan ucapan dan penjelasan panjang lebar dari sang suami yang terlihat bijaksana dan penuh pengertian itu, sang istripun mulai berkata jujur tentang apa yang ia rasakan.

“tapi sebelumnya aku minta maaf bila ini akan menyakitkan hatimu”, ungkap sang wanita dan diikuti 
oleh anggukan kepala sang suami dengan penuh kebijaksanaan.

“jujur, sebenarnya, aku telah memiliki seorang kekasih yang telah lama aku kenal, sebelum aku dijodohkan dan menikah denganmu” ucap wanita itu terhenti

“aku mencintai dia dan begitu pula dirinya yang mencitai aku”, ucap wanita itu kembali melanjutkan ceritanya yang terputus.



“tapi hubungan kita tidak mendapatkan restu dari ibuku, karena banyak hal, hingga akhirnya ibu mengenalkan dan menjodohkan aku dengan kamu”, lanjut sang wanita sambil terisak berlinang air mata.

Akhirnya sang suami mengerti dan paham tentang apa yang tengah dirasakan oleh istrinya itu, dan sang suami memintapun mengusulkan kepada sang istri bagaimana kalau esok dia menceraikan dia, tapi sang wanita tidak mau itu terjadi, kalaupun itu terjadi tentu saja itu akan sangat mengecewakan ibunya, dan ia tidak mau hal itu terjadi, ia tidak mau mengecewakan ibunya, wanita yang telah dengan penuh perjuangan membesarkan dirinya hingga seperti sekarang. Dan sang wanita juga merasa bahwa pria yang menjadi pilihan ibunya ini merupakan pria yang baik dan penuh pengertian kepadanya. Akhirnya sang suami kembali mengungkapkan usulanya kepada yang wanita.

“baiklah, kalau begitu aku punya usul, aku tidak akan menyentuh dan menjamah kamu dan aku akan berpura-pura menjadi pria yang tidak seperti apa yang ada dalam pikiran ibumu”

“maksud kamu?” Tanya sang wanita kepada suaminya

“mungkin ibumu akan kecewa dengan aku karena ternyata aku bukanlah pria yang seperti ibumu bayangkan, aku akan berpura-pura menjadi seorang pria yang tidak pengertian, aku akan selalu pulang kerja malam, sehingga ibumu akan menggap bahwa aku bukanlah pria yang ibumu inginkan, sehingga ibumu akan meminta kamu untuk bercerai denganku” ungkap sang pria panjang lebar memberikan penjelasan kepada sang wanita.

Sebenarnya sang wanita pun tidak tega melihat pria di depannya ini berkorban demi cintanya kepada orang lain, tapi dia pun bingung harus bagaimana, karena di lain sisi dia sangat mencitai kekasihnya itu, dan kekasihnya itu bukanlah pria yang sekarang berada di hadapannya. Setelah mendapatkan penjelasan panjang lebar dari sang pria akhirnya sang wanita pun menyetujui usulan dari suaminya itu.

Hari berikutnya pun datang setelah yang seharusnya menjadi malam pertam bagi pasangan suami istri malah justru menjadi malam kesedihan bagi sang wanita. Hari pertama kehidupan suami istri itu diawali dengan kepulang sang suamin tengah malam buta, ditambah dengan perangai sang suamin yang mulai menampakan kekasaran kepada sang istri di depan ibu mertunya, tentu saja itu semua adalah trik dari pasangan muda itu agar sang ibu tidak percaya dengan apa yang telah menjadi pilihannya untuk sang anak. Hari berganti hari, hingga minggu berganti bulan, sang suami selalu menampakan ketidak bijakan dan kekasaran kepada sang istri meskipun itu hanya sebatas strateginya untuk mendapatkan cap buruk dari sang ibu mertu. Ternyata setelah sekian lama trik keburukan itu dijalankan sang ibu mertua justru bukannya marah atau kecewa dengan kelakuan yang menantu pria, tapi sang ibu selalu berkata kepada sang anak wanitanya bahwa itu semua adalah pahit manis dari hubungan rumah tangga.

Di hari berikutnya bukannya sang ibu yang merasa bosan dengan kelakuan sang menantu prianya, tapi justru sang wanita yang tidak tega melihat sang suami harus berkorban berpura-pura jahat kepada sang istri. Namanya hati wanita pasti akan luluh dengan polah tingkah pria yang membuatnya tersentuh hatinya, akhirnya karena waktu juga dan mungkin karena hati wanita memang terlalu lunak, maka sang wanita pun akhirnya justru merasakan tumbuhnya benih-benih cinta karena kejentelan sang suami yang begitu penuh perhatian dibalik perangainya yang berpura-pura jahat di depan ibu mertunya. Hal inilah menjadikan wanita menjadi merasa iba dan tersentuh hatinya untuk tidak melanjutkan semua rencana itu.


Begitulah setidaknya cerita yang pernah aku baca dari buku yang kalau gak salah inget berjudul “malam pertama”, tapi mungkin masih ada banyak ketidak samaan dari cerita aslinya dibuku karena aku lupa-lupa ingat dengan kisah itu. Tapi sebenernya tulisan ini bukan akan menceritakan tentang malam pertama, tapi lebih kepada tentang cinta, bagaimana kita harus dipaksakan untuk mencitai orang yang tidak kita cintai, hal ini mungkin bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti perjodohan atau pernikahan paksa, dan juga mungkin yang sering aku temukan adalah paham kesukuan, paham ke-etnisan, dimana orang dengan suku yang sama harus menikah dengan sesuku, seperti suku arab dengan arab, batak dengan batak atau sebagainya karena mungkin meraka takut kalau kemargaannya atau nama keluarganya akan hilang bila menikah dengan orang yang tidak sesuku.

Tapi setidaknya dapat diambil kesimpulan bahwa kitapun dapat memaksakan diri kita untuk mencintai orang lain, atau dengan kata lain cinta kita kepada orang lain dapat dilatih atau dicoba-coba untuk mencintai orang itu.  Aku sangat setuju dengan ungkapan “tresno jalaran seko kulino”, yang artinya cinta dan kasih sayang itu datang karena terbiasa, bukan lagi cinta datang dari pAndangan mata terus turun ke hati dan makin turun ke bawah lagi. Dan aku adalah salah satu dari penganut paham “tresno jalaran seko kulino”, sebagai contoh lain, mungkin bagi pembaca yang pernah merasakan bangku kuliah dan ada KKN (Kuliah Kerja Nyata), mungkin sering ada ungkapan “tresno jalaran ora ono seng liyo” artinya adalah cinta karena terpaksa tidak ada yang lain. Dilain pihak karena pas KKN kita sering ketemu, bersama dengan wanita/pria tertentu, maka disinilah akan tumbuh benih benih cinta. Hal ini karena benih-benih cinta itu dipupuk dengan rasa kebersamaan, kesamaan, senasib sepenanggungang di tempat lokasi KKN.



Mungkin hal inilah yang sering kita jumpai atu temukan, mungkin saudara, teman atau mungkin juga kekasih kita sendiri harus kita tinggalkan karena dia telah dijodohkan dengan orang lain yang mungkin sesuku bangsa atau mungkin karena hal lain seperti materi, karena dia kaya dan aku miskin atau karena aku belum mapan dengan hidupku dan orang tuanya tidak merestui hubungan itu, karena wajar saja orang tua mengharapkan anaknya menikah dengan seorang pria yang telah mapan dan memiliki pekerjaan tetap, apalagi kalau pria itu kaya raya atau mungkin kalau orang desa lebih senang dengan menantu yang telah PNS (Pegawai Negeri Sipil), padahal kalau menurut pahamku, jabatan atau kekayaan materiil itu bukanlah segalanya, tapi namanya orang tua pasti pengen anaknya idup lebih baik dari pada orang tuanya, jadi gak salah juga kalau kita harus patah hati gara-gara belum mapan dalam hal materiil sehingga orang tua si wanita tidak merestui hubungan kita itu.



Jadi akhirnya, semua hal itu pasti ada baik dan buruknya, kalau buruk mari kita perbaiki dan kalau baik mari kita lanjutkan dan terus menjaga kebaikan itu. Jodoh, Rejeki dan Maut itu ada ditangan TUHAN. Kita hanya berusaha dan TUHAN yang berkuasa untuk menentukan itu jodohnya atau bukan, kalaupun Anda bukan jodoh dari kekasih Anda sekarang itu namanya rejeki (anggap aja rejeki yang lewat).  OK selamat berusaha mendapatkan jodoh Anda.

1 comment: